Ntahlah, seberapa lama hal ini akan berlangsung!

Thursday, August 22, 2013

Masalah itu ?

          Selamat, anda mendapatkan masalah baru. karena telah memasuki wilayah terlarang bagi setiap orang yang selera humornya tak lebih tinggi dari mata kakinya. oke lupakan. mulai dari alinea baru pada paragraf pertama di bulan ke delapan ini. mmm.... kali ini gua mau bahas tentang MASALAH ? why ? kenapa mesti masalah ? ya karena masalah itu ? menurut banyak persepsi memang artinya proses menuju kedewasaan gua tak memungkiri hal itu juga. tapi pernah kah kita atau elu berfikir tentang larinya seseorang dari masalah ? apakah itu termasuk dewasa ? nah dari postingan sebelum nya tentang "setiap orang punya ?" lari dari masalah juga termasuk salah satu cara seseorang untuk mengungkapkan atau merespon sesuatu yang bisa dikatakan masalah. inget soal tamparan ? itu masalah bagi dia dan juga masalah bagi gue yg jelas bukan masalah elo dan elo gak perlu nge wow wow in gua. oke lanjut, seperti yang gua kata-katain tadi #cih ngata-ngatain bukan artian sebenarnya "maki-maki" masalah proses menuju ke ? kedewasaan. bukan cara menuju kedewasaan. pasalnya elu nyari masalah buat jadi lebih sedikit atau banyak agar menjadi dewasa elu salah besar. dimana-mana cari masalah itu sama aja cari mati "kata-kata gua kutip dari sinetron yang tak boleh disebutkan judulnya. dimana sutradaranya..... halah, seandainya gua yang jadi sutradaranya mungkin akan menjadi sedikit cerita yang lebih hambar dari kenyataannya dan itu masalah. oke lanjut tapi balik dulu, jadi itu proses bukan cara, emang bedanya proses ama cara apa sih ? ya beda dari segi kata-kata dan beda dari segi sudut pandang. proses itu lebih kepada tahapan-tahapan sedangkan cara tersebut masu kdalam setiap tahapan. dari pada makin gak nyambung ? mending kita lanjut lagi. oke sampai mana tadi ? sampai masalah, jadi masalah itu jangan di ambil pusing. masalah pun banyak macamnya bak balon ku ada lima rupa-rupa warnanya, meletus balon hijau dar hatiku sangat kacau. nah lirik tersebut bikin gua kembali ke masa kanak-kanak. ah maaf, sedikit bernostal gia dengan lirik tak bermakna itu, maaf! bermakna hanya saja terlalu dalam mungkin. oke lanjuuuut.... misalkan putus pacar, di jailin, di bully diketawain, eh. intinya semua itu masalah selanjutnya satu masalah akan meledak dan itu membuat sepot jantung lumayan. dan bagi elo elo yang punya masalah sebaiknya jangan di pendam sendiri kyk gua, elo harus semangat cari orang jangan asal, karena satu ungkapan beban yang dikeluarkan akan berpengaruh bagi pendengar dan yang memperdengarkan. tips dari gue, jangan pernah lari dari masalah seperti gua, hadapi masalah itu dan seterusnya masalah yang akan lari dari elo. dan akhirnya gua bakalan ngucapin kata ini lagi... lompatlah selagi sepat #lompat #pageran

Wednesday, August 21, 2013

Setiap Orang Punya ?

malam tak terlahir sempurna, kadang rembulan berwarna pucat dan kadang pula berwarna cokelat. entahlah, langit memang begitu, sebab langit tak punya warna ketika gelap. puisi itu tak perlu bermakna, cukup mengena, halah sudah cukup, sebab mata mulai rapuh akan hal ini. antara mata dan mulut kadang memang tak sepaham. terutama tangan dengan jari jemari menari diatas kanvas berbentuk note note yang tak berupa balok. melainkan tut tut diatas keyboard tanpa keys. 
Oke, semua berawal dari.... hmm... jadi diri sendiri mungkin lebih baik. lanjut, Setiap Orang punya cara apalagi rasa, mungkin setiap orang juga punya cara dan rasa untuk merespon cara dan rasa setiap orang yang muncul, wah terlalu ambigu mungkin. ah, simple nya setiap orang ingin di mengerti dan dimengerti tentunya. untuk itu kita berusaha, mm.... maksudnya, gua. oke lanjut, gua berusaha untuk menyampaikan rasa keinginan gua untuk dimengerti dengan cara misal gua nyetop seorang wanita di depan halte, kemudian nyodorin bunga mawar yang baru gua colong di kebun pak mahmud (nama samaran) "mba mba, sumpah mba, gua pengen di mengerti. mau kah dikau mengerti dan memahami gua secara mendalam ?" yah, seperti lo tau, dan gua pun tau dan yah, seperti tak terjadi apa-apa tapi... gua yakin siapapun gak mau hal itu terjadi pada diri mereka sendiri, termasuk elu kan?.... seketika tamparan melayang membelai pipi gua dengan kecepatan penuh dan "saaaaakit!!!" oke gua tahan dulu sakit ini demi lo. yang paling penting elo paham, tamparan itu termasuk cara dia atau tuh cewek buat ngungkapin rasa kecewa, sedih, kaget, shock, etc.  saat seketika gua muncul dihadapan dia. setelah itu, lo kira gua bakal balas dia ? bakal tamparin dia balik sampe mampus ? oh enggak.. gua bakal nerima tamparan itu dengan ikhlas dan lapang dada. sebab gua tau karena elu pasti gak tau, sebenarnya cara dia atau tindakan dia menampar gua itu adalah hak dia karena mungkin dia gak punya cara lain buat ngungkapin rasa yang sedang di rasakan saat itu. paham ? oke lanjut, jadi dengan begitu karena setiap orang punya cara dan rasa maka gua sebagai diri gua sendiri menghimbau elu dan sanak keluarga disana, pliiss pikirin dulu matang-matang tentang bagaimana cara elu mengungkapkan setiap rasa yg lo rasain, ntah posisi lo sebagai gua atau posisi lo sebagai cewek itu. hehe... keren kan tips dari gue ? saatnya gua......
#lompat-pageran

Cerita Rakyat


           Hujan begitu lebat. sehari, dua hari bahkan seminggu ini air langit tak kunjung surut. hingga suatu pagi langit tampak cerah, nuansa pagi begitu menggairahkan. matahari menyebarkan senyum-senyum cerah cerianya kepada kami anak pinggir desa yang sedang melaju beraktivitas untuk meraih ilmu. tukang-tukang berlalu lalang memikul beban untuk memajukan daerah. para guru-guru melangkah tegap pasti demi anak didik mereka. para pedagang pasar, bahkan seekor telur burung baru menetas diatas sarangnya. begitulah pagi ajaib nan indah itu berlangsung lama.

            disisi  lain kampung nan indah itu, ada kehidupan lainnya yang mungkin tak terpikirkan oleh manusia modern jaman sekarang, bukan tentang peralatan tradisional, bukan juga tentang kehidupan manusia pinggiran. tapi tentang persahabatan, tentunya si tuntel dan si godek. 2 sahabat ini berwujud seekor monyet dan sebongkah kodok. ntahlah, kata apa yg bisa menjelaskan tentang satu ekor kodok yang tak memiliki ekor itu. pagi itu aku sedang duduk termenung dipinggir kali perbatasan desa pagutan dengan desa karang genteng. "tel, ape bae te porok elek ito ?" ujar si godek yang ternyata sedari tadi memperhatikan ku. "ye po ne, nganti kakenan ndarak bae liwat, makat t*i doang sik ngoncer lekan onek." "ye wah hangkak sini ruen dengan melet bekakenan. marak t*i no ruan bi" "alur sonoh, melengku, makat kemu ruwet conk ?".  "nteh soh mun meno turut aku nteh, te lalo nganti puntik eler lek kokok sik itoq an no." tanpa banyak tingkah lagi, kita pun menuju lokasi tempat dimana biasanya pohon pisang berlabuh.

         beberapa tahun, #lebay. akhirnya apa yg kami tunggu-tunggu pun tak sia-sia pohon pisang yang mengalir terbawa air sungai pun menghampiri kami yang sedari dulu menanti-nanti kedatangnya. tak lama setelah godek dan aku membanya pergi dan berencana membaginya di rumah ku. "nah, kane te begi due ye aok puntiq ni" kata si godek sambil merebahkan pohon pisang yang sedari tadi bertengger manis di pundaknya. "aok keh, terserah ante wah ante siq monggoq puntiq tie kan". "lamun meno, aku bagian atas aoq, kemu bagian bawak, lekan akar sampe batang ne tie." "aoq wah aneh," seketika aku akan mengambil bagian ku, godek langsung kabur dan berlari membawa bagiannya mulai dari batang hingga daun dan buah pisang yang masih terbilang cukup muda.

            Tanpa pikir panjang, aku langsung menanam bagian ku di belakang dekat dengan kandang kuda milik seorang petani disekitar. sedangkan di godek membawa bagiannya dan menggantungnya diatas pohon asem. keesokan harinya kami bertemu di jalan, "ngumbean puntik me tel ? wah ye bebuak ?" tanya si godek dengan lantang. "uwah so, kemu uwah ke ?" "eku ngeno mesi" jawab si godek. "pire buak ne puntiq meq ?" "due buak ne, ante pire ?" "equ ngeno mesi" jawabnya kemudian ia bertanya lagi "mbe aning me kane ni tel ?" "uleq so noh, ku gin gitak puntiq tetaletan ku ino, ante mbe me laik ?" "equ ngeno masi" kemudian godek pergi meninggalkan ku. setibanya di pohon asem, ternyata buah pisang beserta pohon itu telah layu terbakar sinar matahari..


Nb :

Dialog dalam bahasa indonesia
 "Tel, lagi nagpain disana ?" "iya nih, nunggu makanan tapi belum ada yang lewat. kenapa T*i aja yg hanyut dari tadi." "iya dah, begitu rupa orang pengen makan. seperti eek itu rupamu." "biarin, suka-suka aku dong, kenapa kamu yang ribet nyink ?" "ayok dah klo gitu, ikut aku nunggu pohon pisang hanyut di kali yang di sebelah sana itu." "nah sekarang kita bagi dua pohon pisang ini ya" "oke dah, terserah kamu, kan kamu yang bawa pisang itu" "klo gitu, aku bagian atas, kamu bagian bawah mulai dari akar sampe pertengahan batangnya." "oke dah sip." "bagaimana pohon pisang mu tel ? sudah berbuah ?" "sudah, kamu sudah ?" "aku juga begitu" "berapa buah nya pisang mu ?" "dua buahnya, kamu berapa ?" "aku juga begitu sekarang kamu mau kemana tel ?" "pulang sih nya, aku mau lihat pohon pisang yang ku tanam, km mau kemana ?" "aku juga begitu"


                                                                                   ~END~

Kdo.okSITE

About Me

Powered by Blogger.

Blog Archive